Dari 'Aisyah r.a., dia berkata Rasulullah saw. pernah bersabda: "Barangsiapa yang mengadakan sesuatu (amalan) dalam urusan (agama) kami yang bukan dari kami, maka (amalan) itu tertolak." (HR Bukhari, 4591)

Friday, June 1, 2012

Pendidikan Qur’ani Lewat Kisah Luqman (bagian 1)


Sumber                        :           Makalah Pengajian Rutin Ahad Pagi / 04 Maret 2012
                                                DR. H. Dedeng Rosidin
                                                Masjid PP. Persatuan Islam Viaduct Bandung

Luqman: 12
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: ‘Bersyukur kepada Allah dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri’; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

1. Arti Luqman
            Sebagian ulama berpendapat kata Luqman itu bahasa Arab dari kata laqima = makan dengan cepat, bentuk masdarnya laqman, kemudian ditambah Alif + Nun menjadi Luqman (Muhyidin al-Darwis, 2001:VI, 83)
            Al-Raghib (tt:473) menyebutkan Luqman nama bagi al-hakim / yang bijak.  Dan bisa juga berasal dari kata laqimtu al-thaama artinya alqamahu = menyuapi.  Bisa jadi yang dimaksud ialah yang menyuapi dengan kata-kata yang bijak / hikmah.

2. Nama Luqman
            Ibnu Katsir (III:444) mengutip pendapat al-Suhaeli, namanya ialah Luqman bin ‘Anqaa bin Sadun.  Dan Shawi (III:313) menyebutkan Luqman hidup 1000 tahun, sampai masa Nabi Dawud as.

3. Sifat Luqman
            Ibnu al-Jauzi (VI:318) menyebutkan sifat Luqman yaitu: hamba sahaya habsyi, orang hitam dari Sudan Mesir, tebal bibirnya, membelah kedua kakinya dan hakim bani Israel.  Jalaludin Suyuthi (VI:509) menambahkan, Ia seorang hamba yang shaleh, Ia Qashiran, Afthasa min al-nubah = orang pendek, lebih pesek hidungnya dari binatang lebah.  Ia seorang hamba yang banyak tafakur, bagus prasangka, banyak diam, sangat mencintai Allah, Allah pun mencintainya lalu diberinya hikmat.

4. Pekerjaan Luqman
            Ibnu al-Jauzi (VI:318) menyebutkan pekerjaan Luqman, ia tukang jahit / penggembala, ia tukang kayu.  Dan Ibnu Katsir (III:443), menyebutkan ia seorang hakim bani Israel zaman Nabi Dawud as.

5. Al-Hikmah
            Al-Suyuthi (VI:511), menyebutkan yaitu kecerdasan, pemahaman dan ketepatan dalam perkataan.
            Allah Swt telah memberi Luqman hikmah, yaitu kecerdasan, pemahaman terhadap sesuatu, beramal sesuai ilmu, hidayat untuk mengetahui yang benar.  Apa yang dikatakan Luqman, berupa hikmah, sesuai dengan fitrah yang bersih.  Ia hakim dan bukan seorang Nabi. (Hijaji:III:47)
Nilai Pendidikan:
1. Orang cerdas, pandai, faham, berilmu, hendaklah bersyukur pada yang memberinya kepandaian, ilmu dan pemahaman.
2. Mengajarkan bagaimana sikap / akhlak kita terhadap Allah dan sikap kita terhadap diri sendiri.

Luqman: 13
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”
Nilai Pendidikan:
1. Model pendidikan, bagi anak-anak atau pendidikan tingkat dasar
2. Bahan ajar yang ditanamkan pertama kali tauhid, keimanan kepada Allah, tidak menyekutukan Allah.  Dan ini merupakan pondasi awal untuk materi selanjutnya.
3. Pendidikan terhadap anak-anak harus disertai dengan rasa penuh kasih sayang dan kelembutan, tidak dilakukan dengan kasar dan keras.
4. Metode Pengajran metode mauidlah / nasihat, metode ini tepat digunakan untuk pendidikan tingkat dasar.

Luqman: 14-15
14. “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.  Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepadaKu-lah kembalimu.
15. “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu, kemudian hanya kepadaKu-lah kembalimu, Maha Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Nilai Pendidikan:
1. Pendidikan yang tertanam di ayat ini, pendidikan keimanan dan akhlak terhadap Allah dan orang tua.
2. Tidak sependapat dan tidak taat kepada orang tua atau guru dalam hal yang bertentangan dengan ketentuan Allah, adalah sesuatu yang dituntut oleh agama.
3. Bermuamalah dengan ma’ruf dalam urusan dunia, dengan guru, orang tua juga yang lainnya dituntut agama Islam, sekalipun berbeda aqidah.
4. Guru tidak boleh mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan akidah Islam.
5. Murid harus mempunyai pendirian kuat terhadap kebenaran.
6. Bahan ajar yang diberikan, tauhid dan kemasyarakatan / sosial.

No comments:

Post a Comment