Dari 'Aisyah r.a., dia berkata Rasulullah saw. pernah bersabda: "Barangsiapa yang mengadakan sesuatu (amalan) dalam urusan (agama) kami yang bukan dari kami, maka (amalan) itu tertolak." (HR Bukhari, 4591)

Monday, November 5, 2012

Hukum Isbal


Sumber : http://pesantrenpersis88.wordpress.com/2012/03/23/hukum-isbal/


DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM
Pada Sidang Dewan Hisbah IV
Di pesantren Persis Lembang, 13 Sya’ban 1423 H
20 Oktober 2002 M

Tentang:
“HUKUM ISBAL”
بسم الله الرحمن الرحيم
Dewan Hisbah Persatuan Islam setelah:
MENGINGAT:
  1. Hadis-hadis tentang isbal
a. Secara mutlak, antara lain
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ عَنِ النَّبِيِّ  r  قَالَ: ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلاَ يُزَكِّيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ قَالَ فَقَرَأَهَا رَسُوْلُ اللهِ  ص  ثَلاَثَ مِرَارٍ قَالَ أَبُوْ ذَرٍّ خَابُوْا وَخَسِرُوْا مَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : أَلْمُسْبِلُ  وَالْمَنَانُ وَالْمُنْفِقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ. رواه مسلم
Dari Abu Dzar, dari Nabi saw., beliau bersabda, “Tiga golongan yang oleh Allah tidak akan diajak bicara, tidak akan diperhatikan,  tidak akan disucikan oleh Allah pada hari kiamat, dan mereka mendapat siksa yang pedih” Kata Abu Dzar, “Rasulullah mengucapkannya sebanyak tiga kali” Abu Dzar bertanya, “Siapa mereka yang celaka dan merugi itu wahai Rasulullah ?” Rasul menjawab, “Orang yang melabuhkan pakaian, yang mengungkit-ungkit pemberian, dan menawarkan dagangannya dengan sumpah palsu.” H.r. Muslim

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ  r قَالَ : مَا أَسْفَلَ  مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الإِزَارِ فَفِي النَّارِ. رواه البخاري
Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw. beliau bersabda, “Yang dibawah kaki tempatnya di neraka”. H.r. Al-Bukhari,


b. Secara Muqayyad, antara lain
عَنِ الْعَلاَءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمنِ عَنْ أَبِيْهِ أَنَّهُ قَالَ سَأَلْتُ أَبَا سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ عَنِ الإِزَارِ فَقَالَ أَنَا أُخْبِرُكَ بِعِلْمٍ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ  r يَقُوْلُ إِزَرَةُ الْمُؤْمِنِ إِلَى أَنْصَافِ سَاقَيْهِ لاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْكَعْبَيْنِ   مَا أَسْفَلَ  مِنْ ذلِكَ فَفِي النَّارِ لاَ يَنْظُرُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا. رواه مالك و الطبراني
Dari Al-‘Ala bin Abdurrahman, dari Ayahnya, sesungguhnya ia berkata, “Aku bertanya kepada Abu Said tentang sarung.” Maka ia menjawab, “Aku akan khabarkan kepadamu berdasarkan ilmu, aku mendengar Rasul saw. bersabda, ‘Batas sarung seorang mukmin sampai pertengahan betis, dan dibolehkan antara mata kaki dan tengah bitis, dan yang di bawah mata kaki tempatnya di neraka, dan siapa yang menyeret sarungnya karena kesombongan, Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat. H.r. Malik dan At-Thabrani

عَنْ جَابِرِ بْنِ سُلَيْمٍ الْهُجَيْمِيِّ قَالَ أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ r… قَالَ … وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الإِزَارِ فَإِنَّ إِسْبَالَ الإِزَارِ مِنَ الْمَخِيْلَةِ  وَإِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ   الْمَخِيْلَةِ. رواه البيهقي
Dari Jabir bin Sulaim Al-Hujaimi, ia berkata, “Aku mendatangi Rasulullah saw. … Beliau bersabda, ‘…dan jauhilah olehmu melabuhkan pakaian, karena melabuhkan pakaian itu termasuk sombong. Dab sesungguhnya Allah tidak menyukai kesombongan’”. H.r. Al-Baihaqi


مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ لاَ يُرِيْدُ بِذلِكَ إِلاَّ الْمَخِيْلَةَ  فَإِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. رواه أحمد
Barang siapa melabuhkan pakaian dengan maksud sombong, sesungguhnya Allah tidak akan memperhatikannya pada hari kiamat. H.r. Ahmad

2. Hadis-hadis tentang  melabuhkan atau menggusur pakaian yang pernah dilakukan oleh Rasulullah serta para sahabatnya, antara lain

عَنْ أَبِي بَكْرَةَ قَالَ: خَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلىَ عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ فَخَرَجَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ حَتَّى انْتَهَى إِلَى الْمَسْجِدِ… رواه البخاري
Dari Abu Bakrah, ia berkata, “Telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw., lalu beliau keluar menggusur pakaiannya hingga beliau sampai ke masjid… H.r. Al-Bukhari

عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ  rقَالَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ أَحَدَ شِقَّيْ إِزَارِي يَسْتَرْخِي إِلاَّ أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ فَقَالَ النَّبِيُّ  rلَسْتَ مِمَّنْ يَصْنَعُهُ خُيَلاَءَ – رواه البخاري –
Dari Abdullah bin Umar, dari Nabi saw. beliau bersabda, “Siapa yang menyeret pakaiannya karena sombong, Allah tidak akan memandang kepadanya pada hari kiamat, lalu Abu Bakar berkata, ‘Sesungguhnya salah satu dari ujung pakaianku berlabuh, aku khawatir termasuk orang yang seperti itu’ Beliau bersabda, “Kamu tidak termasuk di antara orang yang berbuat hal itu.” H.r. Al-Bukhari

MENDENGAR:
  1. Sambutan dan pengantar dari Ketua Umum PP. Persis Al Ustadz KH. Drs. SHIDDIQ AMIN, MBA.
  2. Sambutan dan pengarahan dari Ketua Dewan Hisbah KH.A Syuhada
  3. Makalah dan pembahasan yang disampaikan oleh  Drs. H. Uus M Ruhiat
  4. Pembahasan dan penilaian dari anggota Dewan Hisbah terhadap masalah tersebut di atas

MENIMBANG:
  1. Hadis-hadis tentang isbal itu ada yang mutlak dan ada yang muqayyad
  2. Taqyid dalam masalah isbal itu adalah khuyala (sombong/takabbur)
  3. Sesuai dengan kaidah:
حَمْلُ الْمُطْلَقِ عَلَى الْمُقَيَّدِ وَاجِبٌ
(membawa dalil yang mutlak kepada muqayyad hukumnya wajib)
  1.  Perlu ada kejelasan hukum tentang masalah isbal.

MENGISTINBAT:
Isbal atau tidak isbal karena khuyala (sombong) hukumnya haram.
Demikian keputusan Dewan Hisbah mengenai masalah tersebut dengan  makalah terlampir.
الله يأخذ بأيدينا الى ما فيه خير للإسلام و المسلمين

                                                                                                Bandung, 13Sya’ban 1423 H
                                                                                                          20 Oktober 2002 M
DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM











Ketua                                                    Sekretaris
KH. AKHYAR SYUHADA      DR. HM. ABDURRAHMAN, MA
NIAT: 1632                                NIAT: 7070

Hukum Memelihara Jenggot dan Kumis


Sumber : http://pesantrenpersis88.wordpress.com/2012/03/23/hukum-memelihara-jenggot-dan-kumis/


DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM
Pada Sidang Dewan Hisbah IV
Di pesantren Persis Lembang, 12 Sya’ban 1423 H/19 Oktober 2002 M


Tentang:
“HUKUM MEMELIHARA JENGGOT DAN KUMIS”
بسم الله الرحمن الرحيم
Dewan Hisbah Persatuan Islam setelah:

MENGINGAT:
    Hadis-hadis Rasulullah saw. tentang

a. sepuluh perkara termasuk fitrah, antara lain
عَنْ عَائِشَةَ عَنْ رَسُولِ اللهِ r عَشْرَةٌ مِنَ الْفِطْرَةِ قَصُّ الشَّارِبِ وَقَصُّ الأَظْفَارِ وَغَسْلُ الْبَرَاجِمِ وَإِعْفَاءُ اللِّحْيَةِ وَالسِّوَاكُ وَالاِسْتِنْشَاقُ وَنَتْفُ الإِبْطِ وَحَلْقُ الْعَانَةِ وَانْتِقَاصُ الْمَاءِ -  رواه مسلم

Dari Aisyah dari Rasulullah saw.,”Sepuluh yang termasuk fitrah;mencukur kumis, memotong kuku, membersihan kotoran-kotoran badan, membiarkan janggut, menggosok gigi, berkumur-kumur, mencabuti bulu ketiak, menghilangan bulu kemaluan, dan bercebok .” H.r. Muslim

b. Perintah memelihara jenggot dan kumis, antara lain
عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ   r أَمَرَ بِإِحْفَاءِ الشَّوَارِبِ وَإِعْفَاءِ اللِّحَى – رواه مسلم

Dari Ibnu Umar dari Nabi saw. beliau bersabda, “Cukurlah kumis-kumis dan biarkanlah janggut-janggut.” H.r. Muslim

c. kewajiban berbeda dengan kafir, antara lain
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ r خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ أَحْفُوا الشَّوَارِبَ وَأَوْفُوا اللِّحَى. متفق عليه

Dari Ibnu Umar, ia mengatakan, “Rasulullah saw. Telah bersabda, ‘Berbedalah kalian dengan musyrikin, cukurlah kumis-kumis dan biarkanlah janggut-janggut’.” Muttafaq Alaih

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ r جُزُّوا الشَّوَارِبَ وَأَرْخُوا اللِّحَى خَالِفُوا الْمَجُوسَ . رواه مسلم

Dari Abu Hurairah r.a., ia mengatakan,” Rasulullah saw. bersabda, ‘Cukurlah kumis-kumis sampai habis dan biarkanlah janggut-janggut, berbedalah kalian dengan Majusi’.” H.r. Muslim

عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ r قَالَ خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ وَفِّرُوا اللِّحَى وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ إِذَا حَجَّ أَوِ اعْتَمَرَ قَبَضَ عَلَى لِحْيَتِهِ فَمَا فَضَلَ أَخَذَهُ – رواه البخاري   -

Dari Ibnu Umar dari Nabi saw., beliau bersabda, “Berbedalah kalian dari musyrikin dan suburkanlah janggut-janggut dan cukurlah kumis-kumis. Adapun Ibnu Umar apabila berhaji atau berumrah beliau menggenggam janggutnya dan yang tidak tergenggam (tersisa) dipotongnya.” H.r. Al-Bukhari


MENDENGAR:

1. Sambutan dan pengantar dari Ketua Umum PP. Persis KH. Drs. Shiddiq Amin, MBA.
2. Sambutan dan pengarahan dari Ketua Dewan Hisbah KH.A. Syuhada
3. Makalah dan pembahasan yang disampaikan oleh: 1. H. Wawan Shofwan Sh., 2. Drs. Shidiq Amien, MBA
4. Pembahasan dan penilaian dari anggota Dewan Hisbah terhadap masalah tersebut di atas.

MENIMBANG:

1. Perintah yang mengandung illat tidak selalu menunjukkan wajib
2. Masalah memelihara janggut dan mencukur kumis hadis-hadisnya tidak lepas dari illah
3. Mencukur janggut dan memelihara kumis sudah tidak menjadi ciri kafir

MENGISTINBAT:

1. Berbeda dengan kafir hukumnya wajib
2. Membiarkan janggut & memotong kumis sebagai pembeda dengan kafir hukumnya wajib
3. Membiarkan janggut & memotong kumis tidak sebagai pembeda dengan kafir hukumnya mubah.

Demikian keputusan Dewan Hisbah mengenai masalah tersebut dengan  makalah terlampir.

                                                                                                           Bandung,  12 Sya’ban 1423 H
                                                                                                                   19 Oktober 2002 M

DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM

       Ketua                                                  Sekretaris

KH. AKHYAR SYUHADA         DR. HM. ABDURRAHMAN, MA

NIAT: 1632                                   NIAT: 7070

Saturday, September 8, 2012

Kumpulan Hadits #19

Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, "Apabila kamu mengatakan kepada temanmu, 'Diamlah!' padahal imam sedang berkhutbah maka kamu telah berbuat sia-sia (pahala kamu menjadi sia-sia)."  (HR. Bukhari, 498)

Memakan Harta Anak Yatim

Sumber                        :           Makalah Pengajian Rutin Ahad Pagi / 9 September 2012
                                                KH. Aceng Zakaria
                                                Masjid PP. Persatuan Islam Viaduct Bandung


1. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zhalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).”  (QS. An-Nisa: 10)

2. Allah SWT berfirman: “Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa.  Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil.  Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya.  Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah.  Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.”  (QS. Al-An’am: 152)

3. Allah SWT berfirman: “Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah baligh) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka dengan hartamu.  Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar.”  (QS. An-Nisa: 2)

4. Allah SWT berfirman: “..... dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: ‘Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan.  Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu.  Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”  (QS. Al-Baqarah: 220)

5. Allah SWT berfirman: “Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin.  Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya.  Dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa.  Barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barang siapa yang miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut.  Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka.  Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu).”  (QS. An-Nisa: 6)

Mengurangi Timbangan

1. Allah SWT berfirman: “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi.  Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.  Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan.  Pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.”  (QS. Al-Muthaffifin: 1-6)

2. Allah SWT berfirman: “Dan Syu’aib berkata: ‘Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.  Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman.  Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu.”  (QS. Hud: 85-86)

3. Allah SWT berfirman: “Pemuka-pemuka kaum Syu’aib yang kafir berkata (kepada sesamanya): ‘Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu’aib, tentu kamu jika berbuat demikian (menjadi) orang-orang yang merugi.  Kemudian mereka ditimpa gempa, mak jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka.”  (QS. Al-Araf: 90-91)